Berkunjung ke Goa Batu Cermin
Pada hari kedua, perjalanan bisa dilanjutkan dengan mengunjungi Goa Batu Cermin. Wisata yang masih berada di dalam Kota Labuan Bajo ini hanya berjarak 15 menit dari pelabuhan dan bandara, tepatnya di Desa Batu Cermin.
Batu Cermin menawarkan wisata gua yang menunjukkan bahwa dulunya Labuan Bajo berada di bawah laut berdasarkan beberapa fosil yang ada di dalam gua. Durasi menjelajah gua biasanya satu hingga dua jam.
Setelah dipugar pada 2020, saat ini di sekitar Goa Batu Cermin sudah tersedia area khusus tenant UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) serta pertunjukan di pintu masuk gua.
Selain menikmati daya tarik Goa Batu Cermin Labuan Bajo, wisatawan juga bisa membeli produk UMKM yang dijual di kawasan tersebut.
Baca juga:
Sailing pinisi menikmati sunset
Foto : Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bersama keluarga hendak memancing di perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Usai mengunjungi Goa Batu Cermin, wisatawan bisa menikmati panorama sore langit Labuan Bajo dari atas kapal pinisi.
Kegiatan ini seperti dilakukan oleh Presiden Jokowi bersama anak dan cucu yang berangkat dengan Kapal Pinisi Ayanan Lako Di'a dari Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo pada pukul 17.23 Wita.
Untuk open trip kapal kayu, tarifnya dibanderol mulai dari Rp 500.000 per hari per penumpang, sedangkan untuk kapal pinisi bisa sampai 500 dollar Amerika Serikat (mulai Rp 7,4 jutaa) per hari per penumpang.
Wisatawan bisa memilih satu dari sekitar 263 kapal yang resmi terdaftar di Labuan Bajo.
Adapun beberapa rute berlayar favorit meliputi Padar, Pink Beach, Komodo Loh liang, Rinca Loh Buaya, Taka Makassar Manta Point, Manjerite, Kalong, Kelor, dan Kanawa.
Baca juga:
Lihat komodo di Pulau Rinca
Pulau Rinca merupakan salah satu pulau di Flores Barat yang menjadi habitat komodo.
Usai berlayar, wisatawan bisa ke Pulau Rinca untuk menyaksikan satwa berair liur mematikan ini.
Pulau tersebut saat ini memiliki fasilitas sarana dan prasarana wisata alam Loh Buaya untuk edukasi, interpretasi, wisata alam, dan riset.
Baca juga:
Dilaporkan Kompas.com, Minggu (5/2/2023), sarana dan prasarana edukasi serta interpretasi itu meliputi kompleks area Komodo Information Center bertajuk Niang Komodo beserta infrastruktur pendukungnya.
Beberapa fasilitas tersebut, antara lain jalan jerambah (elevated deck), penginapan (untuk ranger, peneliti, dan pemandu wisata), pos istirahat, pos jaga/ticketing, SPAM jaringan air minum, waduk, dermaga, dan pos pengaman pantai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.