KOMPAS.com - Perempuan masih cukup sering dipandang sebelah mata atau dianggap kurang mampu dalam melakukan wisata petualangan di alam.
Namun, sebenarnya anggapan itu sudah tidak berlaku lagi dan harus bisa dilawan, seperti disampaikan seorang traveller bernama perempuan Ayu Okta yang juga seorang pendaki.
"Perempuan itu kan sering dianggap lemah, sensitif juga. Ya memang iy, tetapi kenapa kita enggak mematahkan hal itu?" kata Ayu bincang-bincang di INDOFEST 2023 di Istora Senayan, Minggu (4/6/2023).
Baca juga:
Menurutnya, dengan menanamkan afirmasi dan mindset positif terhadap diri sendiri, serta membuktikan kemampuan, stereotipe perempuan lemah akan bisa dilawan.
"Secara pribadi kita bisa berpikir kalau 'oh kaykanya ini bisa deh, mampu deh, yaudah kenapa gak dicoba aja?' Stereotipe (perempuan lemah) itu bisa dipatahkan," imbuhnya.
Senada, traveller dan pendaki Dinar Valentine mengatakan bahwa perempuan bisa mematahkan stereotipe dengan cara membuktikan diri.
"Cara kita untuk mematahkan stereotipe itu, adalah dengan kita membuktikan kalau perempuan bisa berkegiatan di alam, perempuan bisa mandiri juga," tutur Dinar.
Baca juga: 34 Negara yang Aman untuk Perempuan Traveling Sendirian
Beberapa caranya, kata mereka, bisa dengan belajar giat, mencari tahu atau riset lebih dalam, dan tidak takut mencoba.
Selain itu, yang terpenting, kata Ayu, ada hal-hal yang mendukung mulai dari mental, keinginan kuat, fisik, persiapan, dan perlengkapan.
Terbukti, Ayu mengungkapkan bahwa perempuan juga nyatanya kuat dan mampu berpetualang di alam. Tentunya dengan persiapan yang matang.
"Ternyata saya pun juga sudah membuktikan dengan cara saya sendiri. Kalau saya (bisa) traveling, mendaki gunung, riding, atau hiking seperti kak Dinar," ungkapnya.
Sementara itu, Dinar mengungkapkan pentingnya evaluasi setiap habis berkegiatan atau berpetualang, terutama di alam.
"Belajar dan lakukan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi juga jangan lupa," kata Dinar.
Menurutnya, usai berkegiatan di alam, harus selalu ada evaluasi agar seseorang bisa memberikan performa yang lebih baik lagi.
Baca juga: Tips Mendaki Gunung bagi Wanita Milenial ala Adinda Thomas
"Ada yang bisa dikoreksi nih. Misalnya ada yg kurang, besoknya kita perbaikin lagi. Kalau misalnya ada yang dirasa belum tau, kita belajar lagi," tuturnya.
Ayu juga mengiyakan hal tersebut. Menurutnya, dengan evaluasi, performa seorang petualang tentu akan semakin membaik dan semakin meminimalisir kesalahan ke depannya.
Lebih lanjut, kata Ayu, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa perempuan memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan tidak kalah dari laki-laki.
"Di penelitian pun aku pernah baca, wanita itu sebenarnya lebih kuat daripada laki-laki," ujar dia.
Meski bukan berarti perempuan lebih baik daripada laki-laki, perempuan juga memiliki keistimewaan dan daya tahan yang cukup baik.
"Jadi harus afirmasi, sugesti positif ke diri sendiri kalau kamu tuh bisa," pesan Ayu.
Dikutip dari Kompas.com (15/1/2021), survei yang dilakukan Adventure Travel Trade Association (ATTA) pada 2020 juga menunjukkan bahwa perempuan lebih senang melakukan wisata petualangan dibandingkan pria.
Baca juga: 10 Kota Terbaik untuk Perempuan yang Backpacking Sendirian
Dari seluruh wisatawan yang melakukan wisata petualangan, 53 persen adalah perempuan, sementara 47 persen lainnya adalah pria. Sedangkan dalam kategori solo traveller, sebanyak 59 pesen adalah perempuan dan 41 persen adalah pria.
Adapun ATTA melakukan survei tersebut kepada para anggota pada Januari-Februari 2020 yang masing-masing berlokasi di Amerika Utara, Amerika Selatan, Amerika Tengah/Karibia, Asia, Afrika, Pasifik, Timur Tengah, dan Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.