Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langgar Tinggi, Wisata Religi di Jakarta Barat Sejak 1829

Kompas.com - 04/04/2024, 14:02 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menyusuri jalan Pekojan Raya dan berbatasan langsung dengan kali Angke, terdapat sebuah langgar bersejarah yang konon dibangun pada 1829. Namanya Langgar Tinggi.

Pada dasarnya, langgar ialah sebutan untuk musala bagi masyarakat Jawa Tengah. Sama halnya dengan surau bagi masyarakat di Minangkabau, atau anggara bagi masyarakat di Sulawesi Selatan.

Disebut dengan Langgar Tinggi karena bangunan ini dibangun dua tingkat, dan posisi tempat ibadah ditempatkan di lantai dua.

Baca juga:

Jika tidak detail memperhatikan, mungkin sebagian besar orang tidak akan menyadari keberadaan langgar bersejarah ini. Pasalnya lokasi langgar berada persis di tepi jalan raya dan menyatu dengan perumahan warga setempat.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Beberapa waktu yang lalu Kompas.com bersama dengan Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Barat berkunjung ke beberapa destinasi wisata religi di Jakarta Barat, termasuk salah satunya menyambangi Langgar Tinggi.

Arsitektur gabungan 4 budaya

Menurut penjelasan pengurus Langgar Tinggi, Habib Ahmad, Langgar Tinggi didirikan oleh para pedagang Yaman yang berdagang sambil berdakwah.

"Pada 1829, orang-orang Yaman berdagang sambil berdakwah, dan dari keuntungan mereka berdagang, mereka membangun Langgar Tinggi ini, usianya hampir 200 tahun," kata Ahmad di lokasi, Sabtu (30/3/2024).

Langgar Tinggi, wisata religi di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Langgar Tinggi, wisata religi di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024).

Langgar Tinggi sisi selatan berbatasan dengan Kali Angke dan Jalan Pangeran Tubagus Angke. Sisi barat berbatasan dengan toko dan rumah warga, sisi utara berbatasan dengan Jalan Pekojan Raya, dan sisi timur berbatasan dengan pos polisi.

"Lantai atas langgar digunakan sebagai tempat ibadah, sedangkan lantai bawah difungsikan sebagai tempat berdagang," katanya.

Baca juga: 4 Masjid Tua di Jakarta Selatan, Ada yang Dibangun Tahun 1527

Mengutip buku "Masjid & Majelis Bersejarah di Jakarta Barat" karya Firman Haris, Kartum Setiawan, Agus Wirawan, dan Usman (2023), arsitektur Langgar Tinggi dibangun dengan menggabungkan empat unsur budaya.

Di antaranya ada unsur Eropa, Moor, China, dan Jawa. Arsitektur khas Eropa dapat dilihat dari pilar-pilar yang berada di lantai atas.

Masjid Langgar Tinggi di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024). Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Masjid Langgar Tinggi di Jakarta Barat, Sabtu (30/3/2024).

Kemudian, untuk arsitektur khas China dapat dilihat dari penggunaan penyangga luar untuk menyandarkan balok-balok rangka payung. 

Unsur khas Jawa dapat dilihat dari bentuk denah dan penggunaan balok-balok rangka payung di bagian sudut ruangan.

Sedangkan unsur Moor atau Timur Tengah dapat dilihat dari bentuk atap langgar yang terdapat hiasan seperti tugu.

Baca juga:

Selain difungsikan sebagai tempat ibadah shalat lima waktu, pada zaman dahulu di Langgar Tinggi biasa diadakan pembacaan shalawat Nabi. Tidak hanya itu, setiap Senin malam akan ada pembacaan Burdah yang diiringi oleh rebana.

Saat ini, Langgar Tinggi masih difungsikan sebagai tempat ibadah dan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com