Hari Penyekaban dilanjutkan dengan Hari Penyajan. Nama Hari Penyajan berasal dari kata saja yang dalam bahasa Bali berarti benar atau serius.
Jadi, Hari Penyajan ini memiliki makna filosofis umat Hindu memantapkan diri untuk merayakan Hari Raya Galungan.
Menurut kepercayaan warga, pada hari ini umat Hindu akan digoda oleh Sang Bhuta Dungulan untuk menguji sejauh mana tingkat pengendalian diri mereka. Hari Penyajan dirayakan setiap Senin Pon Wuku Dungulan.
Baca juga: 15 Kosakata Dasar buat Traveling ke Bali
Hari Penampahan jatuh sehari sebelum Hari Raya Galungan, tepatnya pada Selasa Wage Wuku Dungulan. Pada hari ini, umat Hindu akan disibukkan dengan pembuatan penjor, sebagai ungkapan syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Penjor terbuat dari batang bambu melengkung yang dipenuhi dengan hiasan.
Reni Widiastuti menambahkan, pada Hari Penampahan umat Hindu pada umumnya menyembelih babi. Penyembelihan babi ini mengandung makna simbolis yaitu membunuh semua nafsu binatang dalam diri manusia.
Baca juga: 7 Kafe Bedugul Bali, Bisa Nikmati Pemandangan Danau Beratan
Setelah sejumlah rangkaian acara, tibalah umat Hindu pada puncak perayaan Hari Raya Galungan.
Sudiana mengatakan, prosesi Hari Raya Galungan dimulai dengan upacara sembahyang di rumah masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan sembahyang di pura sekitarnya.
Pada momen ini, umat Hindu banyak yang memilih pulang kampung, sehingga bisa sembahyang ke tanah kelahiran masing-masing.
Selain itu, kata Sudiana, umat Hindu yang memiliki anggota keluarga yang telah meninggal atau mapendem (dikubur), maka anggota keluarga yang masih hidup wajib untuk membawakan sesaji ke kuburan.
"Atau istilahnya mamunjung ka setra kuburan saat Hari Raya Galungan," jelas Sudiana.
Baca juga: Bali Jadi Destinasi Favorit Turis Asing dan Indonesia per Mei 2022
Dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Buleleng, sehari setelah Galungan, umat Hindu merayakan Umanis Galungan. Pada hari ini, umat Hindu akan melaksanakan sembahyang dan dilanjutkan dengan Dharma Santi.
Kemudian, umat Hindu saling mengunjungi sanak saudara atau tempat rekreasi.
Hal yang menarik dari Umanis Galungan adalah, anak-anak akan melakukan tradisi ngelawang, yakni tradisi menarikan barong disertai gamelan dari pintu rumah penduduk satu ke yang lainnya (lawang ke lawang).
Kemudian, penduduk yang mempunyai rumah tersebut akan keluar dari rumah sambil membawa canang dan sesari atau uang. Umat Hindu percaya bahwa tarian barong ini dapat mengusir segala aura negatif dan mendatangkan aura positif.
Umanis Galungan jatuh pada hari Kamis Umanis Wuku Dungulan
Baca juga: 10 Wisata Bedugul Bali, Banyak Spot Foto Instagramable
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.