Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2023, 21:48 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Apa kamu pernah mendengar ungkapan “Jangan mati sebelum ke Banda Neira”? Betul sekali, ungkapan itu disampaikan oleh Sutan Syahrir, mantan Perdana Menteri Indonesia.

Bersama dengan Moh. Hatta, tokoh bangsa ini diasingkan oleh Belanda ke Banda Neira. Ungkapan singkat oleh Sutan Syahrir tersebut menggambarkan betapa istimewanya Banda Neira dalam sejarah Indonesia.

Baca juga:

Banda Neira atau Banda Naira adalah salah satu pulau di Kepulauan Banda, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Jika kamu penasaran, berikut sejarah Banda Neira, seperti dihimpun oleh Kompas.com.

1. Kepulauan Banda dalam Kitab Negarakertagama

Panitia menunjukkan replika kitab Negarakertagama, Selasa (7/10/2014), dalam pameran Museum Masuk Kampus yang digelar oleh Museum Negeri Mpu Tantular, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, serta Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.KOMPAS/DAHLIA IRAWATI Panitia menunjukkan replika kitab Negarakertagama, Selasa (7/10/2014), dalam pameran Museum Masuk Kampus yang digelar oleh Museum Negeri Mpu Tantular, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, serta Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Menurut Jurnal Banda Neira: Bandar Rempah di Timur Nusantara karya Muhamad Iko Kersapati, dkk (2021), keberadaan Kepulauan Banda, termasuk di dalamnya Banda Neira, sudah tercantum dalam catatan tertua Nusantara, yaitu Kitab Negarakertagama.

Catatan tertua Nusantara ini ditulis oleh Mpu Prapanca pada 1365 masehi. Dalam kitab tersebut nama Banda tertulis dengan kata Wandan.

Banda (Wandan) masuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit bersama dengan beberapa wilayah lainnya di Kepulauan Maluku seperti Buru, Sula, Ternate, Seram, Ambon, dan Kei.

Baca juga:

2. Penghasil pala 

Kumpulan buah pala yang sudah dikuliti, di perkebunan Pongky Van Den Broeke, Banda Besar. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Kumpulan buah pala yang sudah dikuliti, di perkebunan Pongky Van Den Broeke, Banda Besar.

Sejak zaman dahulu, Kepulauan Banda terkenal sebagai penghasil produk rempah-rempah, yaitu pala.

Menurut Jurnal Banda Neira: Bandar Rempah di Timur Nusantara karya Muhamad Iko Kersapati, dkk, pala dari Banda memang tidak diragukan lagi kualitasnya, dibandingkan dengan berbagai jenis pala lainnya di Indonesia.

Sementara, Mezak Wakim dalam Jurnal Banda Naira Dalam Perspektif Sejarah Maritim menyebutkan, sebagai daerah produsan pala, Kepulauan Banda sudah terkenal di dunia internasional sejak sebelum abad ke-15.

“Buah pala asal Banda Neira telah di kenal di Eropa sejak zaman Romawi dan di Timur Tengah sejak zaman Firaun, melalui sebuah jaringan perdagangan laut (pesisir) yang sangat panjang, penuh risiko dan sangat dirahasiakan,” (Mezak Wakim, 2014:3). 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kapal KM Kelud di Batam Beroperasi Lagi, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Kapal KM Kelud di Batam Beroperasi Lagi, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Travel Update
Lebih dari 6 Juta Wisatawan Kunjungi Sumatera Barat hingga Juli 2023

Lebih dari 6 Juta Wisatawan Kunjungi Sumatera Barat hingga Juli 2023

Travel Update
Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Travel Update
Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Travel Tips
7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

Travel Tips
5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Jalan Jalan
Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Travel Tips
Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com