Setelah kenyang, mereka terbang ke sarangnya di tengah hutan belantara Manurara.
Staf Polisi Kehutanan (Polhut) Syamsul Bukhori, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Muh. Indra Saputra, Penyuluh Safaat Nurhayat, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Awaliah Anjani dari TN MataLawa Sumba kepada KompasTravel, Selasa (7/8/2018) mengisahkan mereka sering melihat burung Julang Sumba bertengger di lubang-lubang pohon raksasa di tengah hutan Taman Nasional MataLawa saat melakukan monitoring dan pengamatan burung serta berbagai jenis satwa lainnya di tengah hutan.
Saat Kompas Travel, fotografer Kompas, jurnalis National Geographic serta sejumlah peserta lomba menerobos rimba Manurara, sesekali mereka menunjukkan jenis pohon sebagai tempat sarang Julang Sumba.
"Kami sering mendampingi para peneliti dan pengamat burung serta wisatawan minat khusus untuk memandu di tengah hutan di TN MataLawa. Pohon-pohon raksasa dengan tinggi ratusan meter sebagai tempat sarang burung endemik Sumba ini. Sesekali kami melihat anak-anak burung Julang Sumba di lubang-lubang pohon. Kami juga terhibur dengan suara merdu dari burung Julang Sumba. Kami bisa mengetahui dan membedakan suara Julang Sumba dengan burung lainnya,” kata Bukhori.
Warga lokal sekaligus pemandu, Ngailu Ibinipiaku kepada KompasTravel menjelaskan, salah satu daya tarik peneliti, pemantau serta wisatawan minat khusus untuk berwisata di lokasi Manurara adalah mudah melihat dan memotret burung endemik Sumba.
Ada begitu banyak obyek wisata di kawasan hutan Manurara. Ada burung endemik Sumba, Julang Sumba, Kakatua Jambul Jingga dan berbagai jenis burung lainnya.
Di kawasan Manurara terdapat Air Terjun Matayangu terunik di Pulau Sumba di mana sumber air terjunnya dari lubang goa.
“Saya sering memandu wisatawan asing dan Nusantara untuk mengamati burung di Manurara. Saya juga sebagai pemandu lokal dan bekerja di TN MataLawa Sumba di kawasan Manurara. Selain saya, banyak warga setempat yang dilibatkan TN MataLawa Sumba untuk memandu wisatawan, pemantau burung dan peneliti tentang burung-burung khas Sumba,” sambung Bukhori.
Peserta dari Jerman, Barbara Viezens kepada KompasTravel di Bandara Tambolaka, Kamis (9/8/2018) menjelaskan, Pulau Sumba sangat indah dan unik dari pulau-pulau lainnya di Indonesia.