Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pengunjung Chernobyl Menurun Saat Pandemi, Ini Inovasinya

Kompas.com - 27/04/2021, 20:37 WIB
Desy Kristi Yanti,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang masih mewabah di dunia membawa dampak buruk bagi seluruh sektor di berbagai negara, termasuk sektor pariwisata.

Baca juga: Chernobyl Incar Posisi dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO

Seluruh tempat wisata di berbagai negara mengalami penurunan jumlah pengunjung lantaran adanya aturan pembatasan kuota pengunjung dan pembatasan perjalanan antar negara atau perjalanan internasional.

Baca juga: Chernobyl, dari Bencana Nuklir sampai Tempat Wisata

Tak terkecuali situs nuklir Chernobyl di Ukraina yang mengalami penurunan pengunjung sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

Melansir dari CNN.com, di tahun 2019, sekitar 104.000 orang mengunjungi tempat itu. Namun, angka tersebut turun hingga 32.000 orang di tahun 2020.  

Chernobyl - Kota Pripyat yang termasuk dalam Chernobyl Exclusion Zone, Ukraina.PIXABAY / ????? ?????? Chernobyl - Kota Pripyat yang termasuk dalam Chernobyl Exclusion Zone, Ukraina.

Selain wisatawan lokal, sejumlah turis asing juga turut menyambangi lokasi bersejarah ini. Mereka menjadi penasaran dan tertarik setelah menonton serial TV populer Chernobyl di HBO.

Baca juga: Dibuka! Hostel Pertama di Kota Hantu Chernobyl

Besar animo dari wisatawan asing sendiri sekitar 80 persen dari total seluruh pengunjung, tetapi pembatasan perjalanan secara global menyebabkan terjadinya pasang surut angka pengunjung.

Baca juga: Warga Ukraina dan Polandia Siap Berwisata ke Indonesia

Kendati demikian, direktur Chernobyl Tour Yaroslav Yemelyanenko mengatakan bahwa dirinya optimis tentang masa depan pariwisata Chernobyl.

Sebagai informasi, Chernobyl Tour adalah perusahaan asal Ukraina yang khusus melayani tur di Exclusion Zone (Zona Pengecualian) Chernobyl. 

Chernobyl berinovasi di tengah pandemi Covid-19

Yaroslav mengatakan bahwa perusahaannya sedang mengerjakan program kreatif terbarunya dengan memanfaatkan suasana di Exclusion Zone yang menegangkan. 

Baca juga: Pantai Unik di Rusia, Punya Pasir Kaca

Baru-baru ini, tur ke Chernobyl mencakup beberapa aktivitas, antara lain kayaking dan berwisata dengan perahu di Sungai Pripyat. Tidak hanya itu, mereka juga menawarkan wisata terbang di atas Chernobyl, Pripyat, dan Radar Duga.

Baca juga: Penerbangan Moskwa-Denpasar Dongkrak Kunjungan Wisatawan Rusia

"Ketika koneksi wisata antar negara pulih, kami akan memberikan sesuatu yang mengejutkan, bahkan bagi mereka yang telah ke lokasi ini berkali-kali," ujar Yaroslav.

Lokasi dengan bentang alam seluas 1.000 mil persegi (atau sekitar 2.589,99 kilometer persegi) yang terdiri dari bangunan-bangunan terbengkalai itu tetap memikat banyak orang.

Beberapa pengunjung mengikuti tur resmi setelah mendapat izin. Namun, ada sebagian turis yang masuk secara ilegal dan berkeliaran di tempat-tempat yang terkontaminasi oleh radiasi nuklir dengan risiko terkena denda.

Chernobyl - Sebuah kincir ria di Chernobyl Exclusion Zone, Ukraina.PIXABAY / sergiiasvn Chernobyl - Sebuah kincir ria di Chernobyl Exclusion Zone, Ukraina.

Salah satu aktivitas yang dilakukan para turis ilegal itu adalah merenovasi bangunan-bangunan terbengkalai.

Proyek yang dinamai Time Machine (Mesin Waktu) ini terdiri dari sekelompok peminat yang dipimpin oleh vlogger bernama Stanislav Polessky. Mereka merenovasi interior bangunan yang sudah terbengkalai hingga ke bentuk aslinya seperti di tahun 1980-an. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com