Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Suku Bawean yang Suka Merantau

Kompas.com - 22/08/2021, 08:34 WIB
Kistin Septiyani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suku Bawean adalah masyarakat yang mendiami Pulau Bawean di Laut Jawa. Pulau ini terletak di bagian utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Melansir situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Bawean merupakan pulau yang terletak sekitar 120 kilometer (km) arah utara dari Kabupaten Gresik.

Untuk sampai ke pulau ini, diperlukan waktu tempuh sekitar tiga hingga empat jam dengan kapal cepat atau satu jam menggunakan pesawat perintis.

Baca juga: Wisata Bawean, dari Keindahan Taman Laut hingga Binatang Endemik

Pulau Bawean terdiri dari dua kecamatan, yaitu Sangkapura dan Tambak. Hanya diperlukan waktu sekitar dua jam untuk mengelilingi pulau ini menggunakan kendaraan darat.

"Suku Bawean dimasukkan pada sub Suku Jawa menurut sensus BPS tahun 2010. Suku Bawean bermukim di pulau yang luasnya 188,66 km persegi dan terletak di utara Pulau Jawa yang masih termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Gresik," tulis Sholik dkk, dalam jurnal berjudul "Merantau Sebagai Budaya".

Asal-usul Pulau Bawean

Pulau Bawean, Kabupaten GresikDokumentasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur via @baweantourism Pulau Bawean, Kabupaten Gresik

Melansir "Cerita Rakyat dari Bawean, Jawa Timur" karya Usman, Pulau Bawean awalnya bernama Pulau Majeti atau Pulau Majdi. Kata Majdi sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya uang logam.

Pulau Majdi memiliki bentuk yang hampir bulat sempurna seperti uang logam. Inilah alasan di balik nama Majdi.

Perubahan nama Majdi menjadi Bawean dipercaya masyarakat setempat berkaitan erat dengan Kerajaan Majapahit.

Pada suatu masa, saat pasukan Kerajaan Majapahit ingin memperluas kekuasaannya, armada tersebut mengalami musibah dan terkatung-katung di atas perairan Laut Jawa.

Baca juga: 

Armada ini kemudian melihat pulau dengan deretan pegunungan. Dengan sisa tenaga yang ada, para pelaut yang tersisa kemudian berlayar menuju tempat itu.

Mereka bisa menyaksikan sinar matahari menyinari pulau. Di pulau kecil tersebut, para pelaut mendapat sambutan baik dari para warga.

Pemimpin armada yang selamat merasa senang setelah berhasil sampai. Karena perasaan gembira itu, tanpa sadar sang pimpinan pelaut meneriakkan kata "bawean".

Bawean dalam aBhasa Sansekerta terdiri dari tiga kata, yaitu ba yang artinya sinar we yang artinya matahari dan an yang artinya ada. Jadi, menurut legenda ini, "bawean" berarti ada matahari.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com