Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskriminasi Vaksin Covid-19 di Uni Eropa, Tidak Semua yang Sudah Vaksin Bisa Melancong ke Sana

Kompas.com - 15/07/2021, 15:36 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber AP News

Diskriminasi vaksin bagi mereka yang sudah vaksin

Nsofor mencatat, vaksin buatan India yang dia terima telah disahkan oleh WHO untuk penggunaan darurat dan telah dipasok melalui COVAX.

Adapun, COVAX merupakan program yang didukung PBB untuk memberikan vaksin ke sudut-sudut miskin di dunia.

Baca juga: Raja dan Ratu Swedia Naik Kereta Wisata Kepresidenan ke Bandung

Terkait persetujuan dari WHO, hal tersebut mencakup kunjungan ke pabrik Serum Institute of India untuk memastikan bahwa mereka memiliki praktik manufaktur yang baik, dan standar kontrol kualitas yang terpenuhi.

“Kami berterima kasih kepada UE karena mendanai COVAX. Namun, kini mereka pada dasarnya mendiskriminasikan vaksin yang secara aktif mereka danai dan promosikan,” jelas Nsofor.

Menurutnya, hal tersebut hanya akan memberi ruang bagi semua jenis teori konspirasi bahwa vaksin yang didapat di Afrika tidak sebaik yang UE miliki untuk diri mereka sendiri di Barat.

Diskriminasi yang dapat memicu ketidakpercayaan

Ivo Vlaev merupakan seorang profesor di University of Warwick, Inggris yang memberi nasihat kepada pemerintah tentang ilmu perilaku selama Covid-19.

Dia setuju bahwa penolakan negara-negara Barat untuk mengakui vaksin yang digunakan di negara-negara miskin, dapat memicu ketidakpercayaan.

“Orang yang sudah curiga terhadap vaksin akan menjadi lebih curiga. Mereka juga bisa kehilangan kepercayaan terhadap pesan kesehatan masyarakat dari pemerintah dan semakin tidak bersedia untuk mematuhi aturan Covid-19,” ungkap Vlaev.

Baca juga: Liburan ala Legend of The Blue Sea di Spanyol, Jalan-jalan Kelar Corona

Director of Health International Rescue Committee, Mesfin Teklu Tessema mengatakan bahwa tindakan negara-negara yang menolak mengakui vaksin yang disetujui WHO bertentangan dengan bukti ilmiah.

“Vaksin yang telah memenuhi standar WHO harus diterima. Jika tidak, sepertinya ada unsur rasisme di sini,” papar dia.

WHO mendesak negara-negara untuk mengakui semua vaksin yang telah mereka sahkan, termasuk dua vaksin buatan China.

Ilustrasi PolandiaPixabay/pedro_wroclaw Ilustrasi Polandia

Badan Kesehatan PBB dalam sebuah pernyataan pada Juli 2021 mengatakan, negara yang menolak untuk melakukannya merusak kepercayaan terhadap vaksin penyelamat jiwa yang telah terbukti aman dan efektif.

“(Ini) memengaruhi penggunaan vaksin dan berpotensi membahayakan miliaran orang,” lanjut mereka dalam pernyataan tersebut.

Baca juga: Kafe di Jerman Beri Pelanggan Topi Lucu Seperti Baling-baling untuk Jaga Jarak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com