Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Indang, Alat Dakwah Ulama di Pariaman

Kompas.com - 08/09/2021, 08:32 WIB
Kistin Septiyani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tari Indang adalah kesenian tradisional yang berasal dari Pariaman, Sumatera Barat.

Sebagaimana tari tradisional dari daerah lain, Tari Indang juga memiliki ciri khas, mulai dari gerakan, musik pengiring, hingga busananya.

Dilansir dari Kesenian Indang: Kontinuitas dan Perubahan karya Nurmalena, kesenian indang merupakan ragam kesenian khas milik masyarakat pantai atau pesisir Sumatera Barat.

Baca juga: Tari Saman dari Aceh, Permainan Tradisional yang Jadi Alat Dakwah

"Menurut Pian tukang dikie di daerah Sintuak Toboh Gadang, munculnya kesenian Indang bersamaan denan pengembangan agama Isam di Minangkabau, khususnya di Pariaman," tulis Nurmalena.

Tari Indang menjadi kesenian tradisional yang masih bisa dijumpai dengan mudah hingga kini. Kesenian ini menjadi hiburan dalam beragam acara di Sumatera Barat.

Sejarah tari Indang

Rumah gadang khas Minangkabau DOK. ShutterstockShutterstock Rumah gadang khas Minangkabau DOK. Shutterstock

Mengutip buku Musik Tradisional Mingkabau karya Ediwar (dkk), kesenian Indang adalah salah satu kesenian yang bernafaskan Islam di Sumatera Barat. 

"Kehadirannya merupakan realisasi dari sistem pendidikan tradisional di surau dalam rangka mengembangkan ajaran agama Islam," tulis Ediwar (dkk).

Dilansir dari Olah Vokal dalam Tari Indang Pariaman Sumatera Barat karya Efrida, agama Islam mulai masuk dan berkembang di wilayah Pariaman pada abad ke-13 Masehi (M).

Kesenian indang menjadi salah satu alat yang digunakan ulama untuk menyebarkan agama tersebut.

"Cara yang digunakan mirip dengan para wali di Jawa pada waktu mengajarkan siar Islam. Melalui seni suara atau olah vokal yang bernuansa Islam, ajaran Islam bersatu dengan kebudayaan," tulis Efrida dalam jurnalnya.

Erlinda menulis dalam bukunya yang berjudul Menapak Indang sebagai Budaya Surau, Islam mulai masuk ke wilayah Sumatera Barat lewat pesisir Pariaman.

Baca juga:

Persebaran Islam di wilayah tersebut berkaitan erat dengan perkembangan politik ekonomi di Asia Tenggara. Perubahan tersebut membuat Bandar Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511.

"Akhirnya daerah Tiku dan Pariaman menjadi bandar utama penyalur lada dan emas yang dihasilkan oleh alam Minangkabau," tulis Erlinda dalam bukunya.

Berkembangnya wilayah Pariaman membuat seorang ulama berniat menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut. Syekh Bahanuddin menggunakan sistem pendidikan surau dalam mengembangkan ajaran tersebut.

Sistem pendidikan Surau ini yang kemudian melahirkan kesenian Minangkabau bercorak Islam.

Seni vokal yang awalnya berkembang pesat, mengalami kemajuan dengan menambahkan gerakan badan dan iringan rapa'i atau rebana. Kesenian inilah yang disebut baindang atau indang sampai saat ini.

Baca juga: Tari Piring dari Minangkabau, Persembahan untuk Para Dewa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com