Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Belajar dari Krisis, Saatnya Membangun Resiliensi Sektor Wisata

Kompas.com - 29/11/2021, 16:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat

BERAWAL dari menyebarnya virus corona baru yang diberitakan kali pertama merebak di Wuhan, China, pada Desember 2019, lalu merambah ke berbagai belahan dunia, berproses hingga menjadi pandemi.

Sebuah bencana kesehatan yang mengubah aktivitas kehidupan menjadi penuh ketidakpastian. Terjadilah krisis berkepanjangan yang tidak pernah dialami umat manusia sebelumnya.

Baca juga: 4 Tren Berwisata yang Berubah karena Pandemi

Krisis dapat dirumuskan sebagai peristiwa dengan probabilitas rendah yang menghasilkan konsekuensi yang parah bagi individu, organisasi dan masyarakat (Doern, 2016). Krisis seperti pandemi COVID-19 adalah peristiwa sangat langka dan tidak dapat diprediksi.

Sektor pariwisata adalah salah satu bidang yang mengalami pukulan pertama kali, mungkin yang paling menderita dan bisa jadi membutuhkan pemulihan yang lebih lama ketimbang sektor lain.

Traveling jadi lebih aman setelah mengikuti program vaksinasi Covid-19.DOK. SHUTTERSTOCK Traveling jadi lebih aman setelah mengikuti program vaksinasi Covid-19.

Memang, ini bukan kali pertama pariwisata mengalami pukulan karena krisis. Sepanjang abad ke-21 tercatat tiga krisis besar yang memukul industri pariwisata sebelum pandemi saat ini (Aldao dkk, 2020).

Pertama, serangan teroris terhadap Amerika Serikat yang meruntuhkan menara kembar WTO pada 2001 yang memunculkan ketakutan di sejumlah negara akan serangan lanjutan. Perjalanan wisata sempat dibayangi rasa cemas terkait faktor keamanan.

Kedua, wabah virus SARS pada 2003 yang memberikan dampak lebih kuat terhadap turis untuk melakukan perjalanan lintas negara, daripada serangan teroris pada 2001, dengan ditutupnya perbatasan beberapa negara untuk mencegah meluasnya penyebaran virus ini.

Ketiga, krisis finansial global pada 2007-2008 yang dikenal sebagai subprime mortgage crisis yang dipicu oleh kolapsnya pasar perumahan di Amerika Serikat.

Baca juga: Virtual Tour Hanya Eksis Selama Pandemi Covid-19?

Walau sektor wisata tidak terdampak signifikan, ekonomi di beberapa negara cukup terguncang. Goyangannya juga merembet ke sektor wisata.

Jika diperhatikan, mayoritas pemicu krisis adalah bencana yang disebabkan oleh ulah manusia sendiri, seperti terorisme atau masalah ekonomi, jika tidak mau menyalahkan alam yang melahirkan virus penyebab wabah.

Bencana yang berkelanjutan dan belum menemukan titik terang itulah yang melahirkan krisis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Travel Update
Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com